Kinerja Tiphone Fantastik, Pendapatan Bersih Melonjak 42%



PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) membukukan pendapatan bersih semester I tahun 2016 sebesar Rp 12,89 triliun atau naik 42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut sebagian besar disumbangkan dari pendapatan bisnis  voucher yang memberikan kontribusi sekitar 78% dari pendapatan Perseroan.

Selama enam bulan pertama tahun ini, TELE meraih pendapatan bersih dari segmen bisnis  voucher dan kartu perdana sebesar Rp 10,01 triiliun atau naik 87% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan  pendapatan tersebut merupakan dampak dari pengembangan jaringan distribusi baru yang melibatkan kalangan perbankan yang dilakukan Perseroan pada tahun lalu.

Direktur Utama TELE Tan Lie Pin mengatakan pada tahun 2015, Perseroan giat melakukan ekspansi dengan mengembangkan jaringan distribusi  modern  bekerja sama dengan pihak perbankan, baik pembelian voucher melalui ATM maupun internet banking. Melalui kerjasama tersebut, Perseroan berharap jaringan distribusi baru ini dapat meningkatkan kontribusi pendapatan sekitar 30% sampai akhir tahun ini.

“Pengembangan ke  jaringan distribusi kerja sama dengan perbankan yang kami lakukan pada tahun 2015 lalu telah memberikan hasil yang positif terhadap kinerja Perseroan. Pendapatan voucher mengalami kenaikan cukup signifikan pada kuartal I dan kuartal II tahun ini,” kata Tan Lie Pin.

Selain itu, meningkatnya pertumbuhan mobile data pada semester pertama tahun ini juga ikut mendorong pendapatan dari bisnis voucher. Mobile data diperkirakan tumbuh sekitar 30% sampai 40% pada tahun ini yang mendorong mendorong pembelian paket data operator, khususnya Telkomsel.

Pada semester I 2016, kontribusi pendapatan segmen voucher terhadap pendapatan bersih Perseroan mencapai 77%,  mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan sekitar 59% pada semester I tahun lalu. Sedangkan kontribusi pendapatan dari telepon seluler sekitar 22,3%, turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 41%.

Pada Januari-Juni 2016, penjualana telepon seluler tercatat sebesar Rp 2,87 triliun, turun 23% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang mencapai Rp 3,72 triliun. Hal ini disebabkan turunnya pasar smartphone akibat persaingan yang ketat dengan merek lain dengan harga yang lebih murah. 

Dengan pendapatan tersebut, TELE berhasil membukukan laba kotor semester I 2016 sebesar Rp 754,97 miliar atau naik sekitar 45% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Sedangkan laba usaha juga meningkat sekitar 43% menjadi Rp 496,01miliar.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk, Semuel Kurniawan, mengatakan pada tahun ini Perseroan masih mampu mempertahankan margin laba usaha pada kisaran 3,8% atau tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Sedangkan margin laba bersih berada di kisaran 1,6% sampai 1.8%.

Pada semester I 2016, Perseron berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 229,83 miliar atau naik sebesar 26% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang mencapai Rp 182,73 miliar.

Sampai dengan 30 Juni 2016, total aset perseroan mencapai Rp  7,12 triliun. Sedangkan total ekuitas Perseroan per 30 Juni 2016 mencapai Rp 2,94 triliun.


PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 25 Juni 2008. Tiphone bergerak di bidang distribusi produk dan layanan seluler di Indonesia dan menjadi distributor terbesar di Indonesia untuk produk Telkom Group. Tiphone menyediakan layanan one stop shopping untuk produk dan layanan telekomunikasi, dengan jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, Tiphone memiliki 200 kantor cabang, 400 outlet, 96 pusat service, dan 250.000 reseller aktif. Perseroan juga bergerak di bidang jasa perbaikan (reparasi) telepon seluler dan penyediaan aplikasi dan konten telepon seluler. Saat ini, Perseroan telah menjadi distributor untuk sejumlah merek ponsel ternama, seperti Samsung, LG, HTC, Blackberry, Huawei dan juga Tiphone.
Lebih baru Lebih lama