Kinerja Krakatau Steel : 2016, Laba Operasional Mulai Positif

 Perusahaan BUMN bidang baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk tahun 2016 mulai menghasilkan kinerja laba operasional yang positif. Laba operasional 4,39 juta dollar AS atau sekitar Rp 58,98 miliar pada 2016. Pada tahun sebelumnya, Krakatau Steel mengalami kerugian 183,55 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,53 triliun jika menggunakan kurs akhir 2015.

“Laba operasi ini meningkat dibanding tahun sebelunmya yang profitnya minus karena rendahnya harga baja,” kata Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Sukandar dalam konferensi pers di Karawaci, Tangerang Banten, Selasa (7/3).

Sukandar mengatakan, sekitar Juli 2008 barga baja sempat mencapai 1.090 dollar AS per metrik ton. Seiring krisis di AS, harga turun menjadi tinggal sekitar 400 dollar AS per metrik ton. Kondisi ini memberatkan semua pabrik baja.

Harga kemudian mulai merangkak naik. “Krakatau Steel go public kira-kira di November 2010 saat harga baja sekitar 600-700 dollar AS per metrik ton di dalam negeri,” kata Sukandar.

Namun, harga baja terus turun dan mencapai titik terendah kira-kira pada Desember 2015- Januari 2016, yakni tinggal 265 dollar AS per metrik ton. “Jika harga ada di bawah 400 dollar AS per metrik ton untuk HRC (baja canai panas), pabrik tidak bisa menghasilkan uang,” ujarnya.

Direktur Keuangan Krakatau Steel Tambok P Setyawati S mengatakan, teknologi dan inovasi mampu menciptakan pasar baru bagi industri baja. “Setelah empat tahun berturut-turut rugi, pada 2016 kami sudah mencatatkan laba. Kenaikan pendapatan memang sedikit, hanya 1,73 persen. Akan tetapi, volume penjualan naik 15,25 persen dari 1,94 juta ton menjadi 2,23 juta ton,” tutur Tambok.

Lebih baru Lebih lama