Cari Bantuan Biaya Kuliah? Danadidik.com Memberi Solusi


Pola penggalangan dana melalui model crowdfunding sudah makin populer untuk memodali pengembangan usaha. Banyak pengusaha kecil-menengah yang terbantu mendapatkan pinjaman dana usaha dengan model itu. Namun di bidang pendidikan, khususnya di Indonesia, nampaknya pola itu belum banyak atau bahkan sama sekali belum dilakukan. Adalah DANAdidik yang sejak Juni 2015 lalu mencoba masuk dan memelopori implementasi crowdfunding untuk pendidikan ini.


"DANAdidik kami bangun sebagai situs crowdfunding khusus untuk pembiayaan pendidikan. Kami ingin melahirkan industri pembiayaan pendidikan atau student loan di Indonesia," ujar Dipo Satria Ramli, co-founder dan CEO DANAdidik.com. Melalui situs ini, pihaknya ingin menjembatani dan mefasilitasi dua pihak yang saling membutuhkan. Yakni, pertama, kalangan siswa yang butuh dan mencari dana kredit untuk menyelesaikan studinya. Dan kedua, kalangan sponsor (pemberi pinjaman) yang ingin meminjamkan uangnya dan mencari investasi alternatif sosial yang keuntungannya dapat terus berputar.



DANAdidik sendiri didirikan oleh tiga orang founder. Yakni, Dipo Satria Ramli, Januar Sudharsono dan Eka Ginting. Dipo yang kini berperan sebagai CEO DANAdidik, lama berkarir di dunia perbankan, termasuk pernah bekerja di ABN AMRO dan Macquarie. Terakhir pemegang gelar MBA dari Instituto de Empresa Business School ini menjabat Director di Macquarie Indonesia. Lalu, Januar Sudharsono yang berperan sebagai CTO, sudah berpengalaman lebih dari tujuh tahun di industri teknologi, khususnya di bidang content, mobile, music dan social media.



Adapun Eka Ginting bukan nama asing, karena, selain merupakan pendiri indo.com juga aktif sebagai mentor senior di Founders Institute dan termasuk profesional generasi pertama yang berpengalaman merintis bisnis digital di Indonesia.



Dipo menjelaskan, dilihat model bisnisnya, pembiayaan pendidikan yang diberikan melalui DANAdidik disesuaikan kebutuhan pelajar. DANAdidik memiliki karakter sebagaimana produk student loan lainnya, yakni, pinjaman bersifat jangka panjang  dan pengembalian cicilan hanya dilakukan setelah lulus. "Semua pelajar yang akan menjadi tenaga kerja setelah lulus, baik mahasiswa atau siswa SMK, dapat mendaftar di portal DANAdidik," Dipo menjelaskan.



Di lain sisi DANAdidik memberikan kesempatan para sponsor (lender/peminjam) perorangan untuk berpartisipasi dalam investasi sosial ini dengan meminjamkan uangnya. Para sponsor akan memperoleh keuntungan dari pendapatan bunga. Minimum deposit untuk menjadi sponsor, Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) dengan pecahan diversifikasi di tiap peminjam sebesar Rp 500.000.



"Melalui DANAdidik, para sponsor bisa mendapatkan keuntungan sembari bisa membantu siswa mencapai cita-citanya. Pengembalian bunga (return) yang diberikan berkisar 1% per bulan sebelum resiko default," Dipo meyakinkan. Dalam hal ini pengelola DANAdidik memperoleh pendapatan dari fee manajemen.



Dipo menjelaskan, target utama situsnya tentu saja kalangan siswa. Syarat paling utama, kata Dipo, siswa yang akan bekerja setelah lulus. Para peminjam sendiri bisa dari kalangan mahasiswa, akademisi, SMK, atau terkadang peserta sertifikasi. "Targetnya, mereka yang akan lulus dalam waktu kurang dari 2 tahun dan meminjam dengan jumlah rata-rata Rp 10 juta atau kurang," katanya.



DANAdidik, menurut Dipo, sejauh ini merupakan satu-satunya institusi yang fokus terhadap pinjaman pendidikan. Pinjaman DANAdidik mempunyai grace periode atau masa tenggang dimana tidak ada pembayaran angsuran selama siswa masih menyelesaikan studi. "Masa tenggang adalah karakter utama student loan. Ini berbeda dengan pinjaman pada umumnya yang biasanya mewajibkan pembayaran cicilan 1-2 bulan setelah dana cair," Dipo menerangkan.



Per Februari 2016, kata Dipo, sudah lebih dari 2,500 siswa yang mendaftar di DANAdidik. "Target kami, tahun 2016 ini bisa memberikan pendanaan kepada 500 siswa," katanya. Ia merasakan respon yang sangat positif dari kalangan orang tua siswa DANAdidik. "Sebuah riset menjelaskan, 73% orang tua meminjam uang dalam mendanai pendidikan anaknya, walaupun seringkali meminjam dari tengkulak. Itulah kenapa kami mengembangkannya DANAdidik," Dipo menjelaskan . 



Lebih baru Lebih lama